Memahami falsafah ajaran siti jenar …
Sahabat memahami Filsafah ajaran siti jenar
Sahabat Seperti yang telah di bahas sebelunya
Nah tibalah saatnya para wali seperti juga beliau Sunan Giri membuka yaitu musyawarah untuk para wali - wali. Dalam musyawarah tersebut ia mengajukan beberapa persoalan salah satunya masalah (syeh siti Jenar). Beliau menjelaskan jika syeh siti jenar sudah lama tidak pernah kelihatan untuk melakukan sembahyang jema’ah atau tidak pernah tampak di masjid. Oleh sebab itu bukanlah salah satu perilaku yang baik maupun normal. Kemudia (syeh maghribi ) hingga berpendapat jika itu di biarkan maka akan menjadi sebuah contoh yang tidak baik juga dapat membuat orang – orang mengira jika para wali yang di teladani telah meninggalkan yakni syariah – syariah nabi (Muhammad).
Pada ahirnya ,,,,,,,,
Sunan Giri lantas mengutuslah dua orang atau dua santrinya ke tempat atau gua tempat dari pada syeh Siti Jenar tersebut tinggal bertapa hingga dengan rendah hati memintanya untuk segera datang ke masjid. Nah pada saat itu Ketika mereka telah tiba,maka diberitahukan jika hanya ALLAH yang ada dalam gua.tersebut .
Lantas utusan tadi kemudian kembali ke masjid untuk segera melaporkan hal tersebut kepada beliau (Sunan Giri) dan para wali – wali lainnya. Hingga pada ahirnya Sunan Giri lantas menyuruh muridnya kembali lagi ke gua dan menyuruh ALLAH tersebut untuk segera datang dan menghadap para wali - wali. Nah kedua santri tersebut lantas diberitahu,JIka ALLAH sebenar - nya tidak ada di dalam gua, Namun yang ada hanya lah (syeh siti jenar).kemudia santri tersebut kembali lagi menghadap Sunan Giri untukyang kedua kalinya. Hingga ahirnya Sunan Giri menyuruh kembali lagi ke gua untuk meminta datang dengan baik ALLAH maupun juga syeh siti jenar.
Kemudian siti jenar,,,,,,,,,,,,,,
Pada ahirnya Syeh Siti Jenar mau keluar dari dalam gua tersebut kemudian dibawalah ke masjid untuk menghadap para wali yang telah menunggunya . Kemudian setelah tiba Siti Jenar kemudia memberikan hormat salam kepada para wali – wali yang lebih tua kemudian berjabat tangan wali diberitahu jika dirinya telah diundang kesini agar mau menghadiri yakni musyawarah yang di laksanakn oleh para wali – wali tersebut .tentang masalah maupun wacana hal kesufian.Nah dalam Musyawarah tersebuti Siti Jenar menjelaskan mengatakan jika wacana yakni kesatuan antara makhluk yaitu dalam pengertian - nya akhir semuanya hanya ALLAH lah yang ada hingga tidak ada lagi perbedaan yakni (ontologism) yang asli dan nyata yang dapat dibedakan antara ALLAH,dengan manusia itu sendiri juga segala cipta’an – cipta’anya dengan yang lainnya.
Sehingga ……..
Sunan Giri kemudian menyatakan jika wacana tersebut yang sebenarnya memang benar, akan tetapi meminta untuk jangan di ajarkan sebab dapat membuat isi dalam masjid menjadi kosong hingga ahirnya mengabaikan tatanan yakni syariah. Kemudian Siti Jenar dengan santunya menjawab jika ketundukan tersebut adalah buta juga ibadah maupun ritual yang tanpa isi di dalmnya.hanyalah sebuah perilaku yakni keagama’an orang bodoh juga kafir.kemudan dari isi percakapan tersebut Siti Jenar maupun sunan giri itu .tampak jika yang menjadi persoalan bukanlah (substansi) yakni ajaran syeh siti jenar, Namun cara nya dalam penyampaian terhadap umat secara luas. Menurut beliau Sunan Giri, paham maupun pandangan yang di jalani Siti Jenar tidak boleh atau belum boleh disampaikan terhadap umat maupun masyarakat secara luas sebab akan dapat menjadi bingung, apalagi pada kala itu
Masih banyak oran - orang yang baru saja mengenal dan baru saja masuk islam, oleh sebab itu seperti yang di jelaskan di awal jika syeh siti jenar yang hidup di masa – masa peralihan antara kerajaan hindu ke kerajaan Islam di tanah Jawa Ini terjadi pada akhir -abad -yang ke (15 M./)
Nah percakapan – percakapan siti jenar jug sunan giri ini diceritakan didalam sebuah buku yakni siti jenar yang terbitankan oleh (Tan Koen Swie).
Seperti berikut ini ……………
1 .Pedah /punapa /mbibingung
Untuk apa harus membuat bingung
2. Ngangelaken ulah ngelmi,
Mempersulit ilmu
3. Njeng /Sunan /Giri ngandika /,
Kanjeng –Sunan - Giri berkata
4. Bener -kang /kaya -sireki,
(-Benar /apa adanya -yang - syekh siti - jenar –katakan/)
5. Nanging/ luwih –kaluputan
Tetapi - lebih - keliru -kurang /tepat
6./Wong – wadheh - ambuka - wadi.
Orang - berani – membuka – rahasia
7. Telenge bae pinulung,
Kelihatannya saja menolong
8.Pulunge tanpa ling aling,
Pertolongannya tanpa penghalang -tahapan
9.Kurang waskitha ing cipta,
Kurang waspada dalam cipta
10.Lunturing ngelmu sajati,
akan berakibat- Lunturnya ilmu sejati
11. Sayekti kanthi nugraha,
Yang seharusnya diberikan sebagai anugerah -kepada yang mereka yang benar-benar telah matang/
12. Tan saben Wong anampani.
Yang diberikan kepada siapa saja/
-----------Wontên -------malih –----------kacarios.
lalam - pahani - pun siti jênar, inggih -seh -lêmah -abang. -pepuntoning -Tekadipun yakni -- Murtad -- ing – Agami --, Ambucal= Dhatêng -- Sarengat.-- saking --Karsanipun Nêgari =Patrap --Ing --Makatên --Wau ---Kagalih--- Ambêbaluhi ---Adamêl ---Nsaking Pangadilan, ---Ingriku ---seh ---siti ---jênar ---Anampeni ---Hukum ---Kisas, --Têgêsipun Hukuman ---Pêja
sarêng --Jaja --Sampun --Tinuwêg –Ing-- lêlungiding ---Warastra, ---Naratas –Anandhang--- Brana,--- Mucar --Wiyosing ---Ludira, ----Nalutuh ---Awarni--- Seta. amêsat ---Kuwanda ---Muksa ---Datan ---Ana--- Kawistara. ---anulya --Ana ---Swara, Lamat----Lamat ----Kapiyarsa,---- Surasa ---Paring ----Wasita.
---kinanti----
wau ---Kang ---Murweng ---Don ---Luhung, ----Atilar ----Wasita ---Jati, ---E --Manungsa Sesa----Sesa,--- Mungguh ---Ing ----Jamaning ---Pati, ----Ing ---Reh ---Pêpuntoning -----------Tekad, ---Santa----Santosaning -----Kapti.
nora -----Saking---- Anon Ngrungu, -----Riringa ---Rêngêt-- Siningit, ---Labêt--- Sasalin Salaga,---- Salugune ----Den----Ugêmi,---- Yeka ----Pangagême ----Raga,---- Suminggah ----Ing ----Sangga ----Runggi.
marmane ----Sarak ----Siningkur, ---Kêrana ----Angrubêdi, ----Manggung ---Karya ---Was Sumêlang, ----Embuh------Embuh ----Den-----Andhêmi, ---Iku ---Panganggone----- Donya, -----Têkeng ---Pati ------Nguciwani.
Sajati-----Jatining ---Ngelmu,---- Lungguhe ---Cipta ----Pribadi, ---Pusthinên ----Pangesthinira, -----Ginêlêng ---Dadi ---Sawiji,----Wijanging ----Ngelmu ----Jatmika,----Neng---- Kaanan ----Enêng ------Ening.
Semoga bermanfaat
Kurang lebihnya minta maaf
Terima kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar