Jumat, 17 Januari 2020

Kisah Sekh Siti Jenar

Memahami falsafah ajaran siti jenar …
Sahabat memahami Filsafah ajaran siti jenar 
Sahabat Seperti yang telah di bahas sebelunya
Nah tibalah saatnya para wali seperti juga beliau Sunan Giri membuka yaitu musyawarah untuk para wali - wali. Dalam  musyawarah tersebut ia mengajukan beberapa persoalan salah satunya masalah (syeh siti Jenar). Beliau menjelaskan jika syeh siti jenar sudah  lama tidak pernah kelihatan untuk melakukan sembahyang jema’ah atau tidak pernah tampak di masjid. Oleh sebab itu bukanlah salah satu  perilaku yang baik maupun normal. Kemudia (syeh maghribi ) hingga berpendapat jika  itu di biarkan maka akan menjadi sebuah contoh yang tidak  baik juga dapat  membuat orang – orang  mengira jika para wali  yang di teladani telah  meninggalkan yakni syariah – syariah  nabi (Muhammad).
Pada ahirnya ,,,,,,,,
Sunan Giri lantas mengutuslah  dua orang atau dua santrinya ke tempat atau gua tempat dari pada syeh Siti Jenar  tersebut tinggal bertapa hingga dengan rendah hati memintanya untuk segera  datang ke masjid. Nah pada saat itu Ketika mereka telah tiba,maka  diberitahukan jika hanya ALLAH yang ada dalam gua.tersebut .
Lantas utusan tadi kemudian kembali ke masjid untuk segera melaporkan hal tersebut kepada  beliau (Sunan Giri) dan para wali – wali  lainnya. Hingga pada ahirnya Sunan Giri lantas menyuruh muridnya kembali lagi ke gua dan menyuruh  ALLAH tersebut  untuk segera datang dan  menghadap para wali - wali. Nah kedua santri  tersebut lantas  diberitahu,JIka  ALLAH  sebenar - nya tidak ada di dalam gua, Namun yang ada hanya lah (syeh siti jenar).kemudia santri tersebut kembali lagi   menghadap Sunan Giri untukyang  kedua kalinya. Hingga ahirnya Sunan Giri menyuruh  kembali lagi ke gua untuk meminta datang dengan baik ALLAH maupun juga syeh siti jenar.

Ramadan, Maroko, Tradisional, Masjid
Kemudian siti jenar,,,,,,,,,,,,,,
Pada ahirnya Syeh Siti Jenar  mau keluar dari dalam gua tersebut kemudian dibawalah ke masjid untuk menghadap para wali yang telah menunggunya . Kemudian setelah tiba Siti Jenar  kemudia memberikan hormat salam kepada para wali – wali yang lebih tua kemudian berjabat tangan wali diberitahu jika  dirinya telah diundang kesini agar mau menghadiri yakni musyawarah yang di laksanakn oleh para wali – wali tersebut .tentang  masalah maupun wacana hal  kesufian.Nah  dalam Musyawarah tersebuti Siti Jenar menjelaskan mengatakan jika  wacana yakni kesatuan antara makhluk yaitu dalam pengertian - nya  akhir semuanya  hanya ALLAH  lah yang ada hingga  tidak ada lagi perbedaan yakni (ontologism) yang  asli dan nyata yang dapat dibedakan antara ALLAH,dengan  manusia itu sendiri juga  segala cipta’an – cipta’anya dengan yang  lainnya.
Sehingga ……..
Sunan Giri  kemudian menyatakan jika wacana tersebut yang sebenarnya memang benar, akan tetapi meminta untuk jangan di ajarkan sebab dapat membuat isi dalam masjid menjadi kosong hingga ahirnya mengabaikan tatanan yakni syariah. Kemudian Siti Jenar dengan santunya menjawab jika ketundukan tersebut adalah buta juga ibadah maupun ritual yang tanpa isi di dalmnya.hanyalah sebuah perilaku yakni keagama’an orang bodoh juga kafir.kemudan  dari isi percakapan tersebut Siti Jenar maupun sunan giri itu .tampak jika  yang menjadi persoalan bukanlah (substansi) yakni  ajaran syeh siti jenar, Namun cara nya dalam penyampaian terhadap umat  secara  luas. Menurut  beliau Sunan Giri, paham maupun pandangan  yang di jalani Siti Jenar tidak boleh atau belum boleh  disampaikan terhadap  umat maupun masyarakat secara luas sebab akan dapat menjadi bingung, apalagi pada kala itu

Permintaan, Hafiz, Cami, Islam, Agama
Masih banyak oran - orang yang baru saja mengenal dan baru saja masuk islam, oleh sebab itu seperti yang di jelaskan di awal  jika syeh siti jenar yang hidup di masa – masa peralihan antara kerajaan hindu ke kerajaan Islam di tanah Jawa Ini terjadi pada  akhir -abad -yang  ke (15 M./)
Nah percakapan – percakapan siti jenar jug sunan giri ini  diceritakan  didalam  sebuah buku yakni siti jenar yang  terbitankan oleh  (Tan Koen Swie).
Seperti berikut ini ……………
1 .Pedah /punapa /mbibingung
Untuk apa harus membuat bingung
2. Ngangelaken ulah ngelmi,
Mempersulit ilmu
3. Njeng /Sunan /Giri ngandika  /,
Kanjeng –Sunan - Giri berkata
4. Bener -kang /kaya -sireki,
(-Benar /apa adanya  -yang - syekh siti - jenar –katakan/)
5. Nanging/ luwih –kaluputan
Tetapi  - lebih - keliru -kurang /tepat
 6./Wong – wadheh - ambuka - wadi.
Orang - berani – membuka – rahasia
7. Telenge bae pinulung,
Kelihatannya saja menolong
8.Pulunge tanpa ling aling,
 Pertolongannya tanpa penghalang -tahapan
9.Kurang waskitha ing cipta,
Kurang waspada dalam cipta
10.Lunturing ngelmu sajati,
akan berakibat- Lunturnya ilmu sejati
11. Sayekti kanthi nugraha,
Yang seharusnya diberikan sebagai anugerah -kepada yang mereka yang benar-benar telah matang/
12. Tan saben Wong anampani.
Yang diberikan kepada siapa saja/

Ramadan, Kareem, Bulan, Masjid
-----------Wontên -------malih –----------kacarios.


 lalam - pahani - pun siti jênar, inggih -seh -lêmah -abang. -pepuntoning -Tekadipun yakni -- Murtad -- ing – Agami --, Ambucal= Dhatêng -- Sarengat.-- saking --Karsanipun Nêgari =Patrap --Ing --Makatên --Wau ---Kagalih--- Ambêbaluhi ---Adamêl ---Nsaking Pangadilan, ---Ingriku ---seh ---siti ---jênar ---Anampeni ---Hukum ---Kisas, --Têgêsipun Hukuman ---Pêja
sarêng --Jaja --Sampun --Tinuwêg –Ing-- lêlungiding ---Warastra, ---Naratas –Anandhang--- Brana,--- Mucar --Wiyosing ---Ludira, ----Nalutuh ---Awarni--- Seta. amêsat ---Kuwanda ---Muksa ---Datan ---Ana--- Kawistara. ---anulya --Ana ---Swara, Lamat----Lamat ----Kapiyarsa,---- Surasa ---Paring ----Wasita.
---kinanti----
wau ---Kang ---Murweng ---Don ---Luhung, ----Atilar ----Wasita ---Jati, ---E --Manungsa Sesa----Sesa,--- Mungguh ---Ing ----Jamaning ---Pati, ----Ing ---Reh ---Pêpuntoning -----------Tekad, ---Santa----Santosaning -----Kapti.
nora -----Saking---- Anon Ngrungu, -----Riringa ---Rêngêt-- Siningit, ---Labêt--- Sasalin Salaga,---- Salugune ----Den----Ugêmi,---- Yeka ----Pangagême ----Raga,---- Suminggah ----Ing ----Sangga ----Runggi.
marmane ----Sarak ----Siningkur, ---Kêrana ----Angrubêdi, ----Manggung ---Karya ---Was Sumêlang, ----Embuh------Embuh ----Den-----Andhêmi, ---Iku ---Panganggone----- Donya, -----Têkeng ---Pati ------Nguciwani.
Sajati-----Jatining ---Ngelmu,---- Lungguhe ---Cipta ----Pribadi, ---Pusthinên ----Pangesthinira, -----Ginêlêng ---Dadi ---Sawiji,----Wijanging ----Ngelmu ----Jatmika,----Neng---- Kaanan ----Enêng ------Ening.
Semoga bermanfaat 
Kurang lebihnya minta maaf
Terima kasih

Tidak ada komentar: