Jumat, 17 Januari 2020

Kisah Syekh Siti Jenar

Sahabat memahami ,,,,,,,,,,,,Sambungan Dari ...
Filsafah ajaran siti jenar,,,,,,,,,,,,, 
Nah sahabat menyambung dari artikel sebelumnya yang telah membahas tentang siti jenar 
Semoga dengan cerita yang mejelaskan juga memahami ajaran siti jenar tersebut maka kita dapat lebih dewasa dalam menyikapinya , jika Allah ternyata kaya akan ilmu , dan ilmu Allah tidaklah dapat di tulis bahkan seumpama lautan di buat menampung ilmunya Allah . Maka /lautan /tersebut /tidak /akan /mungkin /mampu menampungnya.Sebab Allah Kuasa Maha tau dari segala apa yang Kita tidak pernah tau ,Jadi /kesimpulanya /,Allah menciptakan /hamba -hambanya /itu tidak sama . Maka (fahamilah/) jika perbedaan/ perbedaan tersebut /akan menambah/ pengetahuan Kita.Yang jelas semuanya itu telah berjasa besar menyebarkan agama Allah di muka bumi ini . sampai detik hari ini. Semestinya Kita selalu harus dapat bershukur atas karunia yang di berikan Allah terhadap kita .
Seperti yang telah di rangkum dalam sebuah buku (pantheisme en monisme in de javaavsche/) karya atau yang di tulis oleh tulisan (zoetmulder, SJ/).pada (1935/) yang telah menyebutkan juga menjelaskan bila siti jenar tersebut telah memahami  maupun telah melihat jika

Ramadan, Masjid, Islam, Shikh, Berdoa
sumber gambar https://pixabay.com/ 
1.kematian tersebut ada surga maupun neraka,
2 jika yang namanya.bahagia dan bencana ini dapat ditemui di dunia. /neraka /surga juga tidak luput ini dapat di temui dalam batin saja,neraka tersebut yakni seperti sakat hati seumpama surga yakni kesenangan. Namun ternyata banyak dari mereka - mereka yang salah untuk mengartikan, berjuang untuk menjalani jalan agar dapat  menuju di kehidupan atau biasanya di sebut (ngudi dalan ing gesang) dengan cara – cara seperti dengan membuat keonaran - keonaran maupun dengan membuat keributan – keributan dengan cara – cara seperti saling membunuh, demi untuk mendapatkan yakni jalan menuju pelepasan wadah busuk menuju dari kematian.
Siti jenar ……
Ini berpegang yakni pada konsep – konsep  jika manusia tersebut  merupakan sebuah jelmaan dari sifat dan dzat Tuhan, maka kemudian ia memandang melihat alam ini atau alam semesta ini  sebagai (makrokosmos/) juga dapat di samakan dengan  (mikrokosmos/). Manusia ini memiliki dan mempunyai sesuatu antara lain terdiri dari jiwa juga raga
Menurut siti jenar manusia yang mana telah memiliki yakni jiwa dengan jjiwa sebagai penjelmaan dari pada (dzat Tuhan) raga merupakan sebuah bentuk luar dari jiwa yang telah dilengkapi seperti pancaindera dan berbagai macam organ tubuh. Hubungan antara  jiwa maupun  raga akan dapat berakhir setelah adanya kematian manusia di dunia, menurutnya ini merupakan alat untuk melepasnya manusia dari berbagai belenggu – belenggu di Alam kematian di dunia ini, selanjutnya manusia tersebut dapat segera  manunggal dengan Tuhan – nya dalam alam ke keabadian.
Siti Jenar

Quran, Baca, Baca Baca, Islam, Muslim
sumber gambar https://pixabay.com/ 

Memandang jika ilmu pengetahuan yakni tentang seutuhnya kebenaran Ketuhanan itu dapat diperoleh –nya sebab manusia tersebut telah bersama’an dengan tingkat penyadaran diri pribadi manusia itu sendiri/, Ini dapat terjadi sebab oleh  proses yakni timbulnya ilmu pengetahuan itu yang telah bersamaan dengan proses timbulnya atau dengan munculnya yakni kesadaran subyek terhadap obyek yakni (proses intuitif/). Seperti juga Menurut buku Al-Jami’ah (1962) ( widji Saksono/) telah di sebutkan jika  wejangan – wejangan pengetahuan yang di ungkapkan oleh  siti jenar kepada kawan-kawan - nya tentang pengetahuan dan pemahaman tentang penguasa’an hidup, maupun juga tentang so’al  pintu – pintu  kehidupan, maupun tentang so’al tempat hidup kekal dan abadi yang tidak akan berakhir di kelak kemudian hari,maupun juga  tentang beberapa hal soal kematian(mati) yang telah sebenar benarnya dialami di dunia sa’at ini juga tentang soal kedudukan - nya yang maha luhur. Nah dengan begitu tidak ada salahnya  jika sebagian besar orang menganggap  ajaran – ajaranya tersebut merupakan ajaran yakni ( kebatinan/ ) artian maha luas, ini lebih menekankan terhadap  aspek –aspek kejiwaan dari pada aspek –aspek  lahiriah dhohiriyah semata , tidak aneh jika ada yang menyimpulkan jika  konsepsi ini bertujuan terhadap hidup manusia itu sendiri.tidak lain juga tidak bukan ,merupakan bersatuan antara  manusia dengan Tuhan –nya  yakni yang lebih terkenal dengan (Manunggaling – kawula kelawan gusti/).
Siti Jenar….
Dalam pandangan- nya , Tuhan merupakan dzat yang  telah mendasari sebagai salah satu sebab wujud seperti
1.adanya manusia,
2.flora, fauna
dan segala – segala nya yang ada ini maupun yang Qoib, sekaligus juga telah menjiwai dari segala sesuatu yang berbentuk  maupun yang berwujud,ini keberada - annya tergantung dengan adanya dzat itu itu sendiri. Ini telah dibuktikan dari perkataan Siti Jenar jika  dirinya telah memiliki mempunyai sifat  maupun secitra dengan Tuhan atau dengan hyang widi.
Namun banyak dari berbagai sumber maupun penulis bisa diketahui jika benturan – benturan kepentingan – kepentingan seperti
Kerajaan /demak /yang /di dukungn oleh/ para Wali – wali  /yang telah  merasa/ yakni (hegemoninya/) telah terancam /ini bukan hanya/ sebatas tentang /keagama’an/ saja, namun juga/ dukungan yang/ terang – terangan /dan nyata di lakukan/ secara politis demi/ tegaknya /yakni  pemerintahan /maupun juga Kesultanan/ yaitu di tanah Jawa (seperti dengan aliansi berupa bentuk  yakni sultan mengembangkan yaitu kemapanan terhadap politik sedang kan  para Wali – wali menghendaki yakni perluasan wilayah - wilayah penyebaran agama /).
Siti jenar ………….
Dengan sisa pengikut – pengikut majapahit yang tidak mau  menyingkir yakni  ke timur yang masih beragama (hindu-budha) yang pada ahirnya memunculkan yakni para tokoh- tokoh ( kontraversial) dengan berbagai macam ajaran – ajaran - nya yang telah dianggap sangat  (subversive/) yakni seperti syekh siti jenar (Nah,mungkin besar kemungkinan jika secara diam-diam yakni (ki - kebokenongo) ingin mengembalikan yakni kekuasa’an politik maupun juga sekaligus tentang keagama’an yaitu hindu-budha sehingga ahirnya ia bergabung 
Namun juga
Ini bisa jadi,sebab tragedi siti jenar merupakan atau bisa  mencerminkan yaitu perlawanan antara para  kaum pinggiran terhadap kaum (hegemoni sultan demak) yang telah memperoleh yaitu dukungan maupun  legitimasi yakni spiritual oleh para Wali –wali saat itu sangatlah  berpengaruh. Disinilah mungkin  politik hingga  agama di atau bercampur-aduk,yang pada ahirnya muncul - lah pemenang, yang ini ternyata  terkadang /tidak /didasarkan /pada /semangat /kebenaran/.
Siti jenar……..
Kaitan – nya ajaran – ajaran yakni  Siti Jenar tersebut dengan yakni  
manunggaling – kawula lan gusti seperti telah ditulis di atas, perlu di ketahui di sini jika sepanjang
tulisan – tulisan yang  mengenai /siti jenar/ yang telah diketahui, tidak ada maupun tidak dapat di eksplisit secara ataupun dapat  menyimpulkan jika  ajaran – ajaran - nya tersebut merupakan / Manunggaling /Kawula kelawan/ Gusti, yang ini merupakan yakni asli dari bagian dari budaya /
Budaya tanah Jawa/. Sebab manunggaling /kawula /gusti /pada dasarnya yakni khusus dalam sebuah bentuk konteks yaitu religi seperti spiritual yakni / )
( seperti yang di tulis Ir. Sujamto) dalam sebuah bukunya yakni Pandangan tentang hidup jawa /(1997),merupakan pengalaman /pribadi yang /bersifat tidak terbatas seperti (infinite/) sehingga tidak  mungkin  dapat dilukiskan maupun tidak dapat dengan kata – kata untuk hingga sulit dapat dimengerti oleh orang lain. Jika orang tersebut  hanya mungkin jika dapat mengerti /memahami dari  pengalaman jika pernah mengalami - nya sendiri/.

Ramadan, Kareem, Bulan, Masjid

Dikatakan jika dapat berkualitas, Seperti dengan manunggaling – kawula lan Gusti/ merupakan  tataran yang sangat tertinggi /hingga manusia dalam  perjalanan meningkatkanyakni  kualitas diri pribadinya . Tataran seperti ini dapat di sebut yakni (Insan Kamilnya/) atau seperti dengan yang terkenal dengan (Jalma Winilisnya/) aliran kepercayaan = kepercayaan  tertentu maupun juga  seperti (Satriyapinandhita/ )dalam pandangan maupun konsepsi Jawa  umum – nya/, Titik Omeganya/(Teilhard de Chardin/) atau lebih jelasnya (Kresnarjunasamvadanya /Radhakrishnan/). Penting bukanlah pengalamanya  ,Namun (kualitas diri/) yaitu  pertahankan dapat / konsisten/ di kehidupan nyata dalam menjalin hubungan masyarakat/. Pengalaman haruslah tetap menjadi  pengalaman, Seperti pengalaman /paling tinggi yaitu bentuk /manunggaling kawula lan Gusti,
Seperti dalam kekhusuk-an saat  manusia tersebut sedang semedi di malam hari ,Hingga mendapatkan yakni pengalaman mistik maupun juga  pengalaman religius yang biasa disebut dengan /manunggaling kawula lan gusti, sama sekali juga  tidak ada lagi  seperti
1.harga maupun  manfaat - nya
2.besok juga lusa
3.kemudian dapat  menipu
4.maupun juga dapat  mencuri
5.atau juga dapat korupsi
6.atau juga dapat melakukan yakni  tindakan  yang tercela.
Seperti kisah dewa ruci/ menceritakan yakni
1.kejujuran dan
2.keberanian membela kebenaran,
Yang tidak dapat terjadi jika tanpa kesucian tidak  mungkin
bima dapat berjumpa dengan dewa ruci.
Dapat di simpukan ……….
Manunggaling /Kawula lan Gusti /bukanlah  ilmu melainkan hanya sebagai sesuatu yakni pengalaman, yang di alami sendirinya seperti dengan
1.tidak ada masalah yang boleh
2.atau tidak boleh,
3.maupun juga tidak ada- nya  ketentuan/aturan/ tertentu,yang  boleh percaya atau tidak percaya.
Nah pada ahirnya

Darwis, Islam, Agama, Tari, Vera, Seni

Kita dapat akhiri kisah singkat yakni tentang /syekh siti jenar/, mari bersama-sama untuk saling merenungkan yakni kalimat seperti berikut ini yang berbunyi /Janganlah/ Kita mencela atas keyakinan maupun kepercaya’an orang lain, sebab Kita juga belum tentu jika keyakinan maupun juga kepercaya’an Kita itu yang merupakan paling benar sendiri/.Ingat Allah menciptakan mausia tidaklah sama dan Ilmu/ Allah /tidaklah
Kita dapat /mengukurnya ./Bahkan lautanpun / tidak akan sanggup untuk menampungnya /.
Janganlah suka menghina
Mencela
Membunuh
Sayangilah sesama ,Sebab Allah menciptakan manusia dan mahluknya sekalian alam dan yang nyata maupun Qoib hanyalah untuk dapat bershukur dan menyembah atas segala yang telah di berikanya Allah menciptakan segala sesuatu bukan buruk namun yang terbaik untuknya .Maka janganlah merasa paling benar sendiri dengan mengatas namakan kepercaya’anya maupun keyakinan sendiri - sendiri.Allah itu maha
Pen-nyayang pengasih,
Maka Kita tidaklah  benar jika harus saling salah dan menyalahkan .Saling welas asih lah dari segala sesuatu sayangilah segala sesuatu sepeti menyayangi dirimu sendiri.di atas langit masih ada langit /apa yang di tabur pasti kau akan menu’ai .Seperti apa yang Kita tabur .Jadi perbeda’an bukanlah suatu hal;angan menuju tuhanya….
Maka janganlah merasa paling benar sendiri sebab yang paling benar hanya Allah semata .
terima kasih ……..Kurang lebihnya minta maaf
bersambung ……….Tentang sidang para wali……
Sidang para Wali

Tidak ada komentar: